·
IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA DALAM
KEHIDUPAN NASIONAL ( IPOLEKOSOSBUDHANKAM )
Implementasi atau penerapan
wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak
yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan
pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang
mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi
berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara.
Implementasi wawasan
nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air
secara utuh dan menyeluruh. Impementasi Wawasan Nusantara. Wawasan nusantara
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang mencakup kehidupan
politik,ekonomi,sosial budaya,dan pertahanan keamanan harus tercemin dalam pola
pikir,pola sikap,dan pola tindak senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Dengan demikian,wawasan
nusantara menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang
berlaku pada setiap dan strata di seluruh wilayah negara,sehingga menggambarkan
sikap dan perilaku,paham serta semangat kebangsaan atau nasionalisme yang
tinggi yang merupakan identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Pengertian
Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara merupakan wawasan nasional yang bersumber
pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,berbangsa,
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Unsur Dasar Konsepsi Wawasan
Nusantara.
Konsepsi Wawasan Nusantara
terdiri dari tiga unsur dasar ,yaitu :
1. Wadah (Contour) Wadah
kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara meliputi seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan penduduk dengan keanekaragaman
budaya.Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah
berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud suprastruktur pilotik.
2. Isi (Content). Isi adalah aspirasi
bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.Isi menyangkut dua hal yang esensial,yaitu :
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian
cita-cita dan tujuan nasional. b. Persatuan dan kesatuan dalam keBhinekaan yang
meliputi semua aspek kehidupan nasional.
3. Tata Laku (Conduct) Tata laku merupakan hasil
interaksi antara wadah dan isi,yang terdiri :
a. Tata laku batiniah,
mencerminkan jiwa,semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia.
b. Tata laku lahiriah, tercermin dalam
tindakan,perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.
·
Ajaran
Dasar Wawasan Nusantara.
1. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional
Indonesia
Pengertian-pengertian yang di gunakan
sebagai acuan pokok ajaran dasar wawasan nusantara ialah wawasan nusantara
sebagai geopolitik Indonesia, yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungan nya yang serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta
menghormati kebinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai
tujuan nasional.
2. Landasan ideologi ( Pancasila )
Pancasila telah di akui sebagai
ideology dan dasar Negara yang merumuskan dalam pembukaan UUD 1945. Pada
hakikatnya, pancasila mencerminkan nilai keseimbangan, keserasian, keselarasan,
persatuan, dan kesatuan, kekeluargaan,kebersamaan dan kearifan dalam mem bina
kehidupan nasional. Pancasila merupakan sumber motivasi bagi perjuanga seluruh
bangsa Indonesia dalam tekadnya untuk menata kehidupan didalam Negara kesatuan
republic Indonesia secara berdaulat dan mandiri. Pengejawantahan pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara diaktualisasikan dengan
mensyukuri segala anugrah sang pencipta baik dalam wujud konstelasi dan posisi
geografi maupun segala isi dan potensi yang dimiliki oleh wilayah nusantara
untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan harkat dan martabat bangsa
dan Negara Indonesia dalam pergaulan antar bangsa. Dengan demikian, pancasila
sebagai filsafah bangsa Indonesia telah di jadikan landasan idil dan dasar
Negara sesuai dengan yang tercantum pada pembukaan UUD 1945. Karena itu,
pancasila sudah seharusnya serta sewajarnya menjadi landasan idiil wawasan
nusantara.
3. Landasan konstitusional ( UUD1945 )
UUD 1945 merupakan konstitusi dasaryang
menjadi pedoman pokok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa , dan bernegara.
Bangsa Indonesia sepakat bahwa Indonesia adlah Negara kesatuan yang berbentuk
republic dan berkedaulatan rakyat yang di lakukan sepenuhnya oleh majelis
permusyawaratan rakyat. Karena itu, Negara mengatasi segla paha golongan,
kelompok, dan perseorangan serta menghendaki persatuan dan kesatuan dalam
segenap aspek dan dimensi kehidupan nasional. Artinya kepentingan Negara dalam
segala aspek dan perwujudannya lebih di utamakan di atas kepentingan golongan,
kelompok, dan perseorangan berdasarkan aturan , hukum, dan perundang-undangan yang
berlaku yang memperhatikan hak asasi manusia(HAM), aspirasi masyarakat, dan
kepentingan daerah yang berkembang saat ini.
·
Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara
Konsepsi Wawasan Nusantara terdiri dari 3 unsur dasar,
yaitu : Wadah (contour), Isi (content), danTata Laku (conduct), yang ketiganya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
ialah seluruh “Tanah Tumpah Darah ” bangsa Indonesia atau seluruh wilayah
Indonesia, yang memiliki sifat serba Nusantara, dengan kekayaanalam, penduduk
serta anekaragam budaya yang ada di dalamnya. Setelah menegara dalam NKRI,
bangsaIndonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah dari
berbagai kegiatan kenegaraandalam wujud suprastruktur dan infrastruktur.
Wawasan Nusantara sebagai wadah memiliki tigakomponen, yaitu:
1). Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah Nusantara ditentukan oleh
lautan, yang di dalamnya terdapat gugusanribuan pulau yang saling dihubungkan
oleh perairan. Letak Indonesia yang di posisi silang, yakni antaradua benua dan
dua samudra, baik daratan, lautan (perairan) maupun dirgantara di atasnya
merupakan satukesatuan ruang wilayah. Perwujudan wilayah ini menyatu dalam
kesatuan politik, ekonomi social-budayadan Hankam.
2). Tata Inti Organisasi
Tata inti organisasi Negara didasarkan pada UUD 1945,
baik menyangkut bentuk dan kedaulatanNegara, kekuasan pemerintahan, system
pemerintahan dan system perwakilan. Negara Indonesia adalahNegara Kesatuan
berbentuk Republik. Kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilaksanakan
sepenuhnyaoleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). System pemerintahannya
menganut system presidensial.Presiden memegang kekuasaan pemerintahan
berdasarkan UUD. Indonesia adalah Negara hukum(rechstaat) bukan Negara
kekuasaan (machstaat). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempunyaikedudukan kuat,
yang tidak dapat dibubrakan oleh Presiden, dan anggota DPR merangkap
sebagaianggota MPR.
3). Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi ialah kesadaran
politik dan kesadaran bernegara yang harusdimiliki oleh seluruh rakyat,
mencakup partai politik, organisasi massa, golongan, kalangan pers sertaseluruh
aparatur Negara. Semua lapisan masyarakat ini diharapkan dapat mewujudkan
demokrasi dalamberbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Dasar konstitusional adalah UUD1945 dan ideal adalah Pancasila
sebagai ideology Negara.
b.
Isi (Content)
Isi Wawasan Nusantara tercermin dalam perspektif
kehidupan manusia Indonesia dalameksistensinya, yang meliputi cita-cita bangsa
dan asas manunggal yang terpadu.
1). Cita-cita (aspirasi) bangsa tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan :
a. Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
b. Rakyat Indonesia yang
berkehidupan kebangsaan yang bebas.
c. Pemerintah Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahIndonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, danikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dankeadilan social.
2). Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional yang
berciri manunggal dan utuh menyeluruh,meliputi :
a. Satu kesatuan wilayah
Nusantara yang mencakup daratan, perairan, dan dirgantara secaraterpadu.
b. Satu kesatuan politik,
dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu ideologydan identitas
nasional.
c. Satu kesatuan social
budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesiamatas dasar“Bhineka
Tunggal Ika”, satu tertib social dan satu tertib hokum.
d. Satu kesatuan ekonomi
dengan berdasarkan asas usaha bersama dan asas kekeluargaan dalamsatu system
ekonomi kerakyatan.
e. Satu kesatuan
pertahanan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu Sistem PertahananKeamanan
Rakyat Semesta (Sishankamrata).
f.
Satu
kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnyayang mencakup aspek kehidupan nasional.
c. Tata Laku
(Conduct)
Tata
laku Wawasan Nusantara mencakup dua segi, yaitu :
1).
Tata laku batiniahDalam hal ini Wawasan Nusantara berlandaskan pada falsafah
Pancasila untuk membentuk sikap mental bangsa, yang meliputi cipta, rasa dan
karsa.
2). Tata
laku lahiriahAdalah kekuatan utuh, dalam arti kemanunggalan kata dan karya,keterpaduan
antara ucapandan perbuatan. Di sini Wawasan Nusantara diwujudkan dalam satu
system organisasi, yangmeliputi : perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pengendalian.
·
Asas Wawasan Nusantara
Asas
Wawasan Nusantara adalah ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi,
ditaati,dipelihara, dan diciptakan, demi ketaatan setiap komponen dan unsure
pembentuk bangsa (suku ataugolongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama.
Apabila hal itu ditinggalkan, dan terjadipelanggaran atas kesepakatan bersama,
yang terjadi ialah disintegrasi bangsa. Asas Wawasan Nusantaraterdiri dari
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, kejujuran, solidaritas,
kerjasama dankesetiaan terhadap kesepakatan bersama demi terpeliharanya
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.Adapun rinciannya ialah :
a.
Kepentingan yang sama.
Di
era menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan bersama bangsa Indonesia
ialahmenghadapi penjajahan secara fisik oleh bangsa lain. Di masa mengisi
kemerdekaan Indonesiaharus menghadapi gejolak social, pengaruh lingkungan
strategis dan pergaulan internasional yang juga membahayakn integritas
nasional. Kesamaan tujuannya ialah tercapainya kesejahteraan dankemakmuran
serta rasa aman yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
b.
Keadilan, dalam arti adanya kesesuaian antara
hasil, pembagian hasil atau penikmatan kemakmuransesuai dengan andil, jerih
payah, usaha dan kegiatan, baik individu, golongan kelompok maupundaerah.
c.
Kejujuran, berarti berani berpikir, berkata,
berbuat/bersikap sesuai kenyataan ataupunaturan/ketentuan yang benar.
d.
Solidaritas, berarti diperlukannya rasa setia
kawan, mau member dan berkorban bagi pihak lain, dantetap menghargai cirri dan
karakter budaya masing-masing.
e.
Kerjasama, berarti ada koordinasi dan saling
pengertian yang didasari kesetaraan, sehingga terciptasinergi yang lebih baik.
f.
Kesetiaan kepada kesepakatan bersama, yakni
setia dan teguh untuk menjadi bangsa danmendirikan Negara Indonesia. Kesetiaan
ini sangat penting dan menjadi tonggak utama dariterciptanya persatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan. Bila kesetiaan sampai goyah, makapersatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan akan berantakan sehingga integritas NKRI terancampula.
·
Kedudukan, Fungsi dan Tujuan
·
Kedudukan
1).
Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional bangsa Indonesia adalah suatu ajaran
yangdiyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat. Tujuannya ialah agar tidak
tercapai penyesatandan penyimpangan dalam mencapai dan mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional. Dengandemikian Wawasan Nusantara menjadi landasan visional
dalam menyelenggarakankehidupan nasional.
2).
Wawasan Nasional dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasi
sebagai berikut :
a.
Pancasila sebagai falsafah bangsa dan ideology
nasional berkedudukan sebagai landasanIdealb).
b.
UUD 1945 berkedudukan sebagai landasan
Konstitusional.
c.
Wawasan Nusantara sebagai visi nasional,
berkedudukan sebagai landasan Visional.
d.
Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional,
berkedudukan sebagai landasanKonsepsional.
e.
GBHN sebagai politik dan strategi nasional
atau sebagai kebijakan dasar nasional,berkedudukan sebagai landasan Operasional.
Paradigma nasional ini perlu
dijabarkan lebih lanjut ke dalam peraturan Perundang-undangan.Secara structural
dan fungsional mewujudkan keterkaitan hirarkhis pyramidal, dan
secarainstrumental mendasari kehidupan nasional.
·
Fungsi
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai
pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambudalam menentukan segala kebijakan,
keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi penyelenggaraNegara di tingkat
pusat dan daerah, maupun bagi seluruh rakyat/masyarakat Indonesia
dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
·
Tujuan
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala bidang/aspek kehidupan rakyat Indonesia,
demi tercapainya tujuan nasional. Pemahaman dan penghayatanterhadap Wawasan
Nusantara diharapkan dapat meningkatkan rasa kebangsaan, faham kebangsaan,dan
semangar kebangsaan dalam jiwa rakyat bangsa Indonesia (Hamdan Mansyur,2000).
·
Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara
Dalam Kehidupan Nasional
Sebagai cara pandang dan visi nasional
Indonesia, Wawasan Nusatitara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan
tuntunan bagi setiap individu bangsa Indonesia dalam membangun dan memelihara
tuntutan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena itu, implementasi atau
penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan
pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara Kesatuan
Republik Indonesia daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.
Dengan kata lain, Wawasan Nusantara.
menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam
rangka, menghadapi, menyikapi, atau menangani berbagai permasalahan menyangkut
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Implementasi Wawasan
Nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air
secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut:
1. Implementasi Wawasan Nusantara
dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang
sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat
aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
2. Implementasi Wawasan Nusantara
dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar
menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
merata dan adil.
Di samping itu, implementasi Wawasan
Nusantara mencerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang
memperhatikan kebutuhan masyarakat antardaerah secara timbal balik serta
kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
3. Implementasi Wawasan Nusantara
dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang
mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan
sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Sang Pencipta.
Implementasi ini juga akan menciptakan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedabedakan
suku, asal usul daerah, agama atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan
status sosialnya.
4. Implementasi Wawasan Nusantara
dalam kehidupan hankam akan menumbuh-kembangkan kesadaran cinta tanah air dan
bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap warga
negara Indonesia.
Sasaran
Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasional
Kesadaran dan sikap cinta tanah air
dan bangsa serta bela negara ini akan menjadi modal utama yang akan
menggerakkan partisipasi setiap warga negara Indonesia dalam menanggapi setiap
bentuk ancaman, seberapa pun kecilnya dan dari mana pun datangnya, atau setiap
gejala yang membahayakan keselamatan bangsa dan kedaulatan negara.
Dalam pembinaan seluruh aspek
kehidupan nasional sebagaimana dijelaskan di atas, implementasi Wawasan
Nusantara harus menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh wilayah negara.
Di samping itu, Wawasan Nusantara
dapat dimplementasikan ke dalam segenap pranata sosial yang beriaku di
masyarakat dalam nuansa kebinekaan sehingga mendinamisasikan kehidupan sosial
yang akrab, peduli, toleran, hormat, dan taat hukum.
Semua itu menggambarkan sikap, paham,
dan semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi sebagai identitas atau
jati diri bangsa Indonesia.
·
Permasyarakatan atau Sosialisasi
Untuk mempercepat tercapainya tujuan
Wawasan Nusantara, di samping implementasi seperti tersebut di atas, perlu juga
dilakukan pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh masyarakat
Indonesia. Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat dilakukan dengan
cara berikut:
1. Menurut sifat/cara penyampaiannya,
yang dapat dilaksanakan sebagai berikut.
Langsung, yang terdiri dari ceramah,
diskusi, dialog, tatap muka.
Tidak langsung, yang terdiri dari
media elektronik, media cetak.
2. Menurut metode penyampaiannya yang berupa:
a. Keteladanan.
Melalui metode penularan keteladanan
dalam sikap perilaku kehidupan sehari-hari kepada lingkungannya, terutama
dengan memberikan contoh-contoh berpikir, bersikap dan bertindak mementingkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan atau golongan,
sehingga timbul semangat kebangsaan yang selalu cinta tanah air.
b. Edukasi, yakni melalui metode
pendekatan formal dan informal.
Pendidikan formal ini dimulai dari
tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, pendidikan karier di semua
strata dan bidang profesi, penataran atau kursus-kursus, dan sebagainya.
Sedangkan pendidikan non formal dapat laksanakan di lingkungan rumah/keluarga,
di lingkungan pemukiman, pekerjaan, dan organisasi kemasyarakatan.
c. Komunikasi.
Tujuan yang ingin dicapai dari
sosialisasi Wawasan Nusantara melalui metode komunikasi adalah tercapainya
hubungan komunikatif secara baik yang akan mampu menciptakan ildim saling
menghargai, menghormati, mawas diri, dan tenggang rasa sehingga tercipta
kesatuan bahasa dan tujuan tentang Wawasan Nusantara.
Cara
Pemasyarakatan Sosialisasi Wawasan Nusantara
d. Integrasi.
Tujuan yang ingin dicapai dari
pemasyarakatan/ sosialisasi Wawasan Nusantara melalui metode integrasi adalah
terjalinnya persatuan dan kesatuan. Pengertian serta pemahaman. tentang Wawasan
Nusantara akan membatasi sumber konflik di dalam tubuh bangsa Indonesia baik
pada saat ini maupun di masa mendatang dan akan memantapkan kesadaran untuk
mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita serta tujuan nasional.
Dalam melaksanakan pemasyarakatan,
lingkup materi Wawasan Nusantara yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan
tingkat, jenis, serta lingkungan pendidikan agar materi yang disampaikan
tersebut dapat dimengerti dan dipahami. Dengan cara ini penerima materi akan
memiliki kesatuan cara pandang yang sama yaitu Wawasan Nusantara.
·
Wawasan Nusantara
Pengertian Wawasan Nusantara Secara
Etimologis - Secara Etimologis, Pengertian Wawasan Nusantara adalah cara
pandang terhadap kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua yaitu asia
dan australia dan dua samudra yaitu samura hindia dan samudra pasifik. Istilah
wawasan nusantara berasal dari kata Wawas (Bahasa Jawa) yang artinya "pandangan, tinjauan atau
penglihatan indrawi", dan kemudian ditambahkan akhiran an , sehingga arti
wawasan adalah cara pandang, cara tinjau, cara melihat. Sedangkan kata
Nusantara terdiri dari dua kata yaitu nusa yang berarti "pulau atau
kesatuan kepulauan" dan antara yang berarti "letak antara dua unsur
yaitu dua benua dan dua samudra". Sehingga arti dari kata nusantara adalah
kesatuan kepulauan yang terletak dari dua benua yaitu asia dan australia dan
dua samudra yaitu samudra hindia dan pasifik.
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Menurut Definisi Para Ahli - Setelah arti umum dan etimologis wawasan
nusantara, jika ditinjau dari pengertian wawasan nusantara menurut para ahli
antara lain sebagai berikut :
·
Prof. Dr. Wan Usman.
Pengertian wawasan nusantara menurut
definisi prof. Dr. Wan Usman adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri
dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam.
·
Kel. Kerja LEMHANAS.
Pengertian wawasan nusantara menurut definisi
Kel. Kerja LEMHANAS (Lembaga Pertahanan Nasional) 1999 adalah cara pandang dan
sikap bangsa indonesia mengenai diri dan lingkungan yang beragam dan bernilai
startegis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
·
Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN.
Pengertian wawasan nusantara menurut definisi
Tap MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungan dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
·
Tantangan Implementasi
Dewasa ini kita menyaksikan bahwa
kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan dalam bernegara sedang
mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari bahwa faktor utama yang mendorong
terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang
dibawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya.
Apabila kita menengok sejarah
kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam kehidupan itu adalah suatu
hal yang wajar, alamiah. Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah
perubahan.
Berkaitan dengan Wawasan Nusantara
yang sarat dengan nilai-nilai budaya bangsa dan dibentuk dalam proses panjang
sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan
kesatuan itu akan hanyut tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam
terpaan nilai global yang menantang Wawasan Persatuan Bangsa? Tantangan itu
antara lain adalah: pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa batas,
era baru kapitalime, dan kesadaran warga negara.
1.
Pemberdayaan Masyarakat
a. John Naisbit
Dalam bukunya Global Paradox, ia
menulis "To be a global powers, the company must give more role to the
smallest part." Pada intinya, Global Paradox memberikan pesan bahwa negara
harus dapat memberikan peranan sebesar-besarnya kepada rakyatnya.
Pemberdayaan masyarakat dalam arti
memberikan peran dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk
mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh negara-negara yang sudah
maju yang menjalankan Buttom up Planning.
Sedangkan negara-negara berkembang, seperti
Negara Kesatuan Republik Indonesia, masih melaksanakan program Top Down
Planning karena keterbatasan kualitas SDIV. Karena itu, NKRI memerlukan
Iandasan operasional berupa GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara).
b. Kondisi Nasional.
Pembangunan Nasional secara menyeluruh
belum merata, sehingga masih ada beberapa daerah yang tertinggal pembangunannya
sehingga menimbulkan keterbelakangan aspek kehidupannya. Kondisi tersebut
menimbulkan kemiskinan dan kesenjangan sosial di masyarakat.
Apabila kondisi ini
berlarut-larut,masyarakat di beberapa daerah tertinggal akan berubah pola
pikir, pola sikap, dan pola tindaknya, mengingat mereka sudah tidak bere daya
dalam aspek kehidupannya. Ha1 ini merupakan ancaman bagi tetap tegak dan
utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dikaitkan dengan pemberdayaan
masyarakat, perlu ada prioritas utama pembangunan daerah tertinggal agar
masyarakat dapat bere peran dan berpartisipasi aktif dalampembangunan di
seluruh aspek kehidupan, yang pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia (UURI) Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
Pesan Global Paradox dan kondisi
nasional mengenai pemberdayaan rnasyarakat di atas dapat rnenjadi tantangan
Wawasan Nusantara. Pemberdayaan untuk kepentingan ralcyat banyak perlu mendapat
priori utama mengingat tas Wawasan Nusantara memiliki makna persatuan dan
kesatuan dalam kebinekaan untuk lebih mempererat kesatuan bangsa.
2. Dunia
Tanpa Batas
a. Perkembangan IPTEK (Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi).
Perkembangan global saat ini san g gat
maju dengan pesat. Dengan perkembangan IPTEK yang sangat modern, ldiususnya di
bidan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi, dunia seakaneakan
sudah menyatu menjadi kampung sedunia.
Dunia menja di transparan tanpa
mengenal batas negara. Kondisi yang demikian bere dampak pada seluruh aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dan dapat mempengaruhi pola
pikir, pola sikap, dan pola tindak seluruh masyarakat Indonesia.
Keterbatasan kualitas SDM Indonesia di
bidang IPTEK merupakan tantangan serius, mengingat penguasaan IPTEK merupakan
nilai tambah untuk berdaya. saing di percaturan global.
b. Kenichi Omahe dengan dua bukunya
yang terkenal Borderless World dan The End of Nation State mengatakan bahwa dalam
perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti geografi
dan politik relatif masih tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak
mungkin dapat membatasi kekuatanglobal yang berupa informasi, investasi,
industri, dan konsumen yang makin individualistis.
Kenichi Omahe juga memberikan pesan
bahwa untuk dapat menghadapi kekuatan global, suatu negara harus mengurangi
peranan pemerintah pusat dan lebih memberikan peranan kepada pemerintah daerah
dan masyarakat.
Dengan memberikan peran yang lebih
besar kepada pemerintah daerah, pemerintah memberikan kesempatan berpartisipasi
yang lebih luas kepada seluruh masyarakat. Apabila masyarakat banyak yang
terlibat dalam upaya pembangunan, hasilnya akan lebih meningkatkan kemampuan
dan kekuatan bangsa dalam percaturan global.
Perkembangan IPTEK dan perkembangan
masyarakat global. yang berkaitan dengan dunia tanpa batas merupakan tantangan
Wawasan Nusantara karena perkembangan tersebut akan dapat mempengaruhi pola
pikir, pola sikap, dan pola tindak masyarakat Indonesia dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3. Era
Baru Kapitalisme
a. Sloan dan Zureker
Dalam bukunya Dictionary of Economics,
dua penulis ini menyebutkan bahwa kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi
berdasarkan hak milik swasta atas macam-macam barang dan kebebasan individu
untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain, untuk berkecimpung dalam
aktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingannya sendiri,
dan untuk mencapai laba bagi cifrinya sendiri.
Di era baru kapitalisme, sistem
ekonomi untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan aktivitas secara luas dan
mencakup semua aspek kehidupan masyarakat memerlukan strategi baru, yaitu
adanya keseimbangan.
b. Lester Thurow
Di dalam bukunya The Future of
Capitalism, ia menegaskan antara lain bahwa untuk dapat bertahan dalam era baru
kapitalisme, kita harus membuat strategi baru, yaitu keseimbangan antara paham
individualis dan paham sosialis.
Era baru kapitalisme tidak terlepas
dari globalisasi, di mana negara-negara kapitalis, yaitu negara-negara maju
berusaha mempertahankan eksistensinya di bidang ekonomi dengan menekan negara-negara
berkembang melalui isu global yang mencakup demokratisasi, HAM (Hak Asasi Manusia),
dan lingkungan hidup.
Strategi baru yang ditegaskan oleh
Lester Thurow pada dasarnya telah tertuang dalam nilai-nilai faisafah bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila yang mengamanatkan kehidupan yang serasi, selaras,
dan seimbang antara individu, masyarakat, bangsa, serta semesta dan
penciptanya.
Dari uraian di atas tampak bahwa
kapitalisme yang semula dipraktekkan untuk keuntungan diri sendiri kemudian
berkembang menjadi strategi baru guna mempertahankan paham kapitalisme di era
globalisasi dengan menekan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,
melalui isu global. Hal ini sangat perlu diwaspadai karena merupakan tantangan
bagi Wawasan Nusantara.
4.
Kesadaran Warga Negara
a. Pandangan Bangsa Indonesia tentang
Hak dan Kewajiban.
Bangsa Indonesia melihat hak tidak
terlepas dari kewajiban. Manusia donesia, baik sebagai warga negara maupun
sebagai warga masyarakat, mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Hak
dan kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan karena merupakan
satu kesatuan. Tiap hak mengandung kewajiban dan demikian pula sebaliknya.
Kedua-duanya merupalcan dua sisi dari satu mata uang yang sama. Negara
kepulauan Indonesia yang menganut paham Negara Kesatuan menempatkan kewajiban
di muka. Kepentingan umum masyarakat, bangsa, dan negara harus lebih diutamakan
daripada kepentingan pribadi atau golongan.
b. Kesadaran Bela Negara.
Pada waktu merebut dap mempertahankan
kemerdekaan, Indonesia menunjukkan kesadaran bela negara yang optimal, di mana
seluruh rakyat bersatu padu berjuang tanpa mengenal perbedaan, pamrih dan sikap
menyerah yang timbul dari jiwa heroisme dan patriotisme karena perasaan senasib
sepenanggungan dan setia kawan dalam perjuangan fisik mengusir penjajah.
·
Latar Belakang Ketahanan Nasioanal
Sejak kemerdekaan Indonesia pada
proklamasi 17 agustus 1945 , kehidupan bangsa indonesia tidak luput dari tidak
luput dari gejolak dan ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa
seperti:
·
Agresi Militer Belanda.
·
Gerakan Separatis : PKI, DI/TII dan lain-lain.
·
Ditinjau dari geopolitik dan geostrategis
dengan posisi geografis, potensi Sumber Daya Alam serta jumlah dan kemampuan
penduduk, telah menempatkan bangsa Indonesia menjadi ajang persaingan dan
perebutan negara-negara besar, sehingga menimbulkan dampak negatif yang dapat
membahayakan kelangsungan dan eksistensi negara Indonesia.
Tetapi bangsa Indonesia mampu
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu
menegakkan wibawa pemerintahan Republik Indonesia pada saat itu juga. hal itu
menunjukan bangsa Indonesia mempunyai keuletan dan kemampuan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, sehingga dapat menghadapi Ancaman,
Gangguan , Hambatan dan Tantangan.
Posisi geografis Indinesia menjadikan
Indonesia sebagai negara untuk ajang persaingan. Hal ini secara langsung maupun
tidak langsung memberikan dampak negatif bagi segala aspek kehidupan dan
membahayakan eksistensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan ancaman hambatan
dan gangguan dari manapun datangnya.
Negara Indonesia adalah negara yang
mempunyai UUD 1945 sebagai konsutitusinya, dimana system pemerintahan negara
tertuang di dalamnya.
Sehingga kondisi kehidupan nasional
merupakan pencerminan ketahanan Nasional yang didasari oleh :
·
Pancasila sebagai landasan idiil.
·
UUD 1945 sebagai landasan konstitusionil.
·
Wawasan Nusantara sebagai landasan visional
·
Pokok-pokok Pikiran
Pemikiran
Indonesia mempunyai cara berbagai ragam yang mempengaruhinya. Kesukuan disetiap
wilayah Indonesia bermacam-macam. Budaya melingkupi cara berpikir manusia
Indonesia. Tidak terbayangkan banyaknya perbedaan. Negara mana terbesar dari
suku dan bahasa terbanyak? Pastinya di Indonesia. Perlu diingat bahwa orang
Indonesia telah mengalami trans budaya yang lebih berkembang. Adanya kesukukan
dan pengaruh Portugal, Ingris, Arab, China, Persia, India. Mengapa Indonesia
begitu sangat terbuka, dan didatangi oleh dari seluruh penjuru dunia. Alasan
cuma satu yaitu, Indonesia adalah surga. Entah spekulasi Plato tentang Atlantis
dan setelah diselidiki adalah berada di Indonesia. Surga dalam konotasi yang
lebih tepat adalah harapan, kemakmuran, impian, bayangan keindahan. Bisa
ditanyakan arti surga untuk bayangan orang Ingris, atau Eropa pada umumnya.
Mereka
mempunyai perasaan menyenangkan sekali bila menemui matahari. Tidak salah
mereka seharian berjemur di pinggir pantai. Mereka merasakan bahwa kehangatan
tidak dapat di dapatkan selama setahun. Eropa pada umumnya mempunyai 4 musim,
yaitu musim semi, gugur, dingin, dan panas. Pada musim keseluruhannya di malam
hari sangat dingin. Jadi di mana bisa menemui panas? Mereka merendam seharian
dengan air hangat. Mereka tahu bahwa kondisi badan akan muda sakit. Berendam
air panas salah satu yang bisa mereka lakukan. Bayangan tentang surga ada di
Indonesia adalah tidak benar bila masuk pada konsepsi kepentingan asing ingin
menguasai. Untung saja pemikiran orang Indonesia lebih pintar, walau kepintaran
orang Indonesia adalah orang Padang. Mereka suku yang mempunyai filosofi yang
menarik. Banyak ungkapan membuat logis-logisme. Mereka tahu cara mereka lebih
unggul. Tidak terbayangkan negara sebesar ini tidak ada suku sepintar Padang.
Ada singkatan dari setiap Suku Indonesia, Padang adalah,"Pandai
Dagang." Merekalah pendiri bangsa ini. Dari nama pendiri negara ini adalah
orang Padang yaitu, Muhammad Hatta, Muhammad Yamin, Nasir, Haji Agus Salim,
mereka negosiator unggul luar biasa dalam perundingan tingkat tinggi. Negara
ini supaya tidak dirugikan dari setiap perjanjian internasional.
Ditambah
orang-orang Jawa lebih memimpin, ada ungkapan juga mengenai orang
Jawa,"Jaga Wibawa." Nyatanya presiden Indonesia adalah orang Jawa.
Memang mereka memiliki pembawaan yang santai, senyum walaupun kesal dengan
siapapun atau tidak disukainya. Model kepemimpinan orang Jawa lebih langgeng.
Terbukti juga sekali orang bukan jawa memimpin cepat sekali digantikan. Faktor
budaya mempengaruhi pembawaan politik. Tidak heran Jawa menduduki rengking
tertinggi untuk memimpin di Indonesia.
Jawa
memiliki tata krama yang tinggi. Mereka sudah mempunyai aturan yang sangat
sopan. Tindak-tanduk mereka terlihat bersahabat walau tidak menyukai. Budaya
mereka sudah secara tidak langsung mengajarkan politik. Perdagangan Jawa tidak
terlalu terkenal. Perdagangan maju karena ada budaya China masuk menduduki
untuk berdagang, jadilah Cina-Jawa. Mereka sekarang dari sintesis Cina-Jawa
dengan adanya perkawinan banyak diantara mereka menjadi konlongmerat. Sintesis
Cina-Jawa pertemuan antara kebudayaan membawa perubahan perekonomian. Walau
tidak menyeluruh namun Cina-Jawa keturunan memegang kuat perekonomian di
Indonesia. Faktor sistesis budaya berhasil menyempurnakan cara berbisnis.
Filosofi,"alon-alon asal kelakon." (Pelan-pelan asal dilakukan) Hal
tersebut ciri kedaerahan tersendiri. Menciptakan kesungguhan dalam melakukan
apa saja. Tidak perlu cepat-cepat, tidak perlu memaksa.
Pemikiran
Indonesia adalah sistesis budaya multi etnis, antara kedaerahan dan pendatang,
Cina, Eropa, Arab. Pada pertautannya membuat cara berpikir menyesuaikan
kondisi. Karena tidak ada 100% aliran filsafat tanpa perkawinan ganda di
Indonesia. Dari filsuf R.Ngabehi Ronggowarsito dengan penuh sistesis antara
Hinduisme, Budhisme, Islamisme dengan menguasai Tasawuf, dan menggabungkannya
melahirkan Kejawen. Penyebutan Kejawen disebabkan sistesis budaya pendatang dan
keyakinan lokal Jawa. Tokoh Ronggowarsito sudah menjadi rujukan orang Jawa
dalam keyakinannya. Walau itu Filsafat Prakemerdekaan Indonesia, pemikirannya
masih hidup ditengah-tengah Jawa modernitas sekarang.
Perkembangan
pemikiran orang Jawa sangat lambat, mereka asik mengolah rasa. Mengolah
cara-cara orang tua terdahulu. Mereka selalu menghormatinya dan 'laku' yaitu
sikap hanya melakukan untuk sampai pada spiritual tertentu. Manusia harus
'manut' yaitu, manusia ya harus taat, menurut apa yang diajarkan. Berdasarkan
ajaran dari turun temurun mendengar dan laku. Memang terlihat setelah
Ronggowarsito tidak ada filsuf lainnya, dikarenakan konsep-konsep turun
termurun tanpa tulisan. Ditambah tulisan, atau buku itu sangat dijaga. Tidak
boleh semua orang boleh melihat, apa memegang untuk membacanya. Oleh sebab itu
pemikiran orang Jawa masih asik dengan pemikiran Ronggowarsito. Bila ditanya,
apa Filsafat Jawa? Ya hanya Ronggowarsito.
Peralihan
kerajaan lalu menjadi Negara Indonesia memakan waktu yang sangat lama. Salah
satunya perkembangan pendidikan orang Indonesia tidak ada yang terbaik. Orang
yang boleh sekolah adalah orang bergelar Bangsawan Keraton, atau seorang anak
pedagang yang kaya. Lebih dari itu tidak ada pendidikan pada kaum pribumi.
Kalangan Pribumi adalah kalangan buruh, petani, kelas bawah yang tak cocok
untuk berpikir. Pemisahan antara kaum jelatah dan kaum bangsawan dimulai dari
pemikiran Hindu dengan memberikan kasta atau tingkatan bermasyarakat. Dikenal
dengan kaum Sudra, Ksatria, Bharahmana. Sudra yaitu, buruh, pengemis, pelacur.
Waisa yaitu, orang pekerja, berdagang. Ksatria, raja, pangeran, putri, pejabat,
politikus. Bharahmana adalah orang pemimpin spiritual, orang berilmu, menjadi
tempat bertanya. Masih dipakai oleh kalangang orang kerajaan hingga saat ini.
Merekalah membuat terjajahnya negeri ini, mereka memelihara kebodohan
dimasyarakat dengan sistematis tekanan melalui agama dan budaya.
Posisi
kemasyarakatan kerajaan di Nusantara ketinggalan, dan termakanlah oleh Eropa
yang sudah berhasil dalam pendidikan untuk semua warganya. Renainssance sudah
pada abad 13-14 berlangsung sedang di nusantara pada pendidikan masyarakatnya
masih pendidikan dari orang tua. Pesantren sudah termasuk bagus, namun keilmuan
agama keislaman tidak cukup melawan pengaruh Barat. Tidak ada program besar
dari kerajaan. Orang Barat pemikirannya pada waktu itu sudah menghasilkan
Doktor. Sedang di Indonesia seperti Soekarno, dan Hatta masih belajar pada
tahun 1933. Masih perlu pemikiran yang lebih banyak lagi untuk membangun bangsa
Indonesia. Soekarno menghasilkan karya "Di Bawah Bendera Revolusi"
pada tahun 1960. Buku tersebut tentang pemikiran Ideologi mensintesiskan
Nasionalisme, Islamisme, dan Komunisme. Pemikiran yang masih semangat tentang
"ruh perubahan nation atau kebangsaan telah hadir diseluruh negeri."
Semangat karena "ruh-ruh" sebuah kebangsaan mesti ada yaitu dengan
adanya prinsip kebangsaan bangkit. Hadirlah pemahaman Nasionalisme, namun tidak
bisa rasanya hadir sebuah "nation" tanpa adanya keyakinan. Dalam
keyakinanlah bahwa kebersamaan itu akan hidup, keyakinan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa ada di Islam, maka Islamisme juga dibutuhkan untuk membangkitkan
negara ini. Karena Tuhan telah dipersatukan dalam negara penuh perbedaan.
Indonesia juga membutuhkan perekonomian yang merata, dan tidak ada sikap kelas
bawah dan tuan tanah saling menguasai. Rakyat Indonesia harus mempunyai prinsip
Sosialisme, sama rata, perekonomian dari rakyat untuk rakyat. Pemikiran
Soekarno berkembang, dan mendapatkan perlawanan. Itulah memoar Soekarno
memecahkan tradisi orang Jawa yang mendengar dan laku.
Lahir
juga pada Filsafat Pancasila, namun bagi saya tidak terlalu menarik. Mungkin
nantinya akan tuliskan lebih jauh mengenai itu. Pada prinsip lebih akademis
ketimbang penganut pada prinsip filsafat tertentu. Pemahaman Filsafat Pancasila
adalah pencarian anak Indonesia dalam mempertanyakan Filsafat Indonesia itu
seperti apa? Dan bagaimana? Lahirlah konsep Pancasilaisme. Sungguh tidak sangat
menarik pada pemikiran. Bila ingin membangun militer, dan bangsa tidak ada
artinya. Sebab, proses akhir dari penjelasan tentang Filsafat Pancasila
adalah,"bagaimana kemakmuran masyarakat? bagaimana keadilan
masyarakat." Rumusan Pancasilaisme adalah makanan para siswa dasar untuk
digiring agar negara ini tidak kosong-kosong sekali. Bila tidak ada pemahaman
Pancasila lalu mau diajarkan apa? Lebih baik anak-anak itu diajarkan Matematika,
supaya tidak ada korupsi. Pernah Plato menuliskan di akademi pada 500 tahun
Sebelum Masehi,"Dilarang memasuki pintu ini, selain mengerti
Matematika."
Memoar
Filsafat Indonesia banyak yang saya pernah membaca salah satunya, R. Paryana
Suryadira. Beliau seorang dokter pernah menjadi kepala dokter di Rumah Sakit
Semarang. Buku yang di tulis,"Alam Pikiran" di dalamnya penjelasan
secara bermacam-macam cabang filsafat untuk menjelaskan dengan keberadaan
kesadaran tentang Tuhan tertinggi. Tentang manusia berpikir pada alam setan,
jin, malaikat, adalah proses berpikir dan berakhir kepada pemikiran tentang
Tuhan. Pengaruh akademis mengenai tentang otak yang digeluti menjadi ciri
filosofis menarik pada pembacanya. Penyampaian tulisan saya ini diharap dapat membangunkan
para pemikiran Filsafat Keindonesian lebih matang.
·
Pengertian Ketahanan Nasional
Pengertian ketahanan nasional adalah
kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari
luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan
integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Dalam perjuangan mencapai
cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai
ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat
menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan,
keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
Kondisi atau situasi dan juga bisa
dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah tidak statik. Ancaman yang
dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan
nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta
ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada
ketahanan nasional.
Kata ketahanan nasional telah sering
kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya. Mungkin juga kita sudah
memperoleh gambarannya.
Untuk mengetahui ketahanan nasional,
sebelumnya kita sudah tau arti dari wawasan nusantara. Ketahanan nasional
merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya
terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional.
Kekuatan ini diperlukan untuk
mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang langsung
atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta kelangsungan
hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun
dari luar.
·
Pengertian Konsepsi
Konsepsi pengembangan kekuatan
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang
seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan
terpadu berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan wawasan nusantara dengan kata lain
konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan
ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan
sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai
nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan
jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai
nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.
a. Aspek Ekonomi
Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai
kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang egara dari luar maupun dari
dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan
perekonomian bangsa dan egara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
b. Aspek Sosial Budaya
Ketahanan sosial budaya diartikan
sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan
kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung
maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.
c. Aspek Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan pertahanan dan keamanan
diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa
Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan,
menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar
maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan
identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Kesatuan
Republik Indonesia.
d. Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan
sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia yang berisi keuletan
dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari
dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan
kehidupan politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasar Pancasila dan
UUD 1945.
e. Aspek Ideologi
Dapat diartikan sebagai kondisi
dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia. Ketahanan ini diartikan mengandung
keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun
dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan
kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
·
Hakikat Tannas & Konsepsi
Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia
adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara
dalam mencapai tujuan nasional. Hakikat konsepsi nasional Indonesia adalah
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang,
serasi dan, selaras dalam, seluruh aspek,kehdupan nasioanal. dalam konteks
ketahanan nasional:
a. Ketahanan Nasional sebagai status kenyataan nyata atau rela.
b. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi
c. Ketahanan Nasional sebagai metode berfikir atau metode
pendekatan.
·
Azas-azas Ketahanan Nasional
Setiap negara memiliki cara untuk
mempertahankan negaranya masing-masing. Layaknya tubuh seorang manusia, negara
juga memiliki anggota-anggota tubuh yang saling bekerjasama untuk
mempertahankan, menopang dan menjamin kesempurnaan tubuhya. Anggota-anggota
tubuh yang dimaksud adalah bangsa negara dan lembaga-lembaga pemerintahan yang
ada didalamnya.
Kelangsungan hidup suatu negara
berdasarkan keserasian aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dan
aspek kehidupan lainnya. Keseluruhan
aspek tersebut saling mempengaruhi kemakmuran dan pertahanan suatu negara.
Semakin kuat aspek-aspek tersebut maka semakin kuat pula ketahanan suatu
negara. Ketahanan nasional suatu negara tidak terpisahkan dengan asas-asas yang
mendasari ketahanannya.
Asas adalah sesuatu yang mendasari,
menjadi alas, menjadi tumpuan dan penyebab dalam suatu pemikiran atau pendapat.
Asas-asas ketahanan nasional
berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut
adalah :
·
Asas
kesejahteraan dan keamanan
Asas kesejahteraan dan keamanan adalah
suatu asas yang tidak bisa dipisahkan karena keduanya saling mempengaruhi.
Keamanan dan kesejahteraan harus saling berdampingan pada kondisi apapun. Kedua
aspek ini merupakan tolak ukur dalam ketahanan nasional suatu negara. Jika
masyarakat disuatu negara sejahtera maka masyarakat tersebut akan merasa aman
begitu pula suatu negara yang aman akan merasa sejahtera. Kesejahteraan adalah
suatu kondisi manusia yang berada pada keadaan makmur, sehat, damai dan
kebutuhannya terpenuhi. Sedangkan
keamanan adalah keadaan manusia yang bebas dari bahaya. Keamanan nasional
menunjukkan kebijakan publik untuk memastikan keselamatan masyarakatnya.
Ancaman keamanan tidak hanya datang dari internal suatu negara, tetapi juga
dari luar. Untuk mencapai keamanan dan kesejahteraan suatu negara harus
memiliki lembaga keamanan dan
kesejahteraan. Untuk memastikan keamanan nasional digunakan cara :
a.
Menggunakan diplomasi untuk mengisolasi
ancaman
b.
Menggunakan kuasa ekonomi untuk melakukan
kerjasama
c.
Menggunakan jasa inteligen untuk mendeteksi
ancaman dan melindungi rahasia negara.
d.
Menjaga angkatan bersenjata yang efektif
e.
Melakukan pertahanan sipil
f.
Menjaga kebudayaan nasional
2.
Asas komprehensif integral
Menurut pengertiannya komprehensif
bersifat mampu menerima dengan baik, dan memiliki wawasan yang luas dan
menyeluruh. Sedangkan integral berarti terintegrasi atau menyatu. Asas
komperhensif integral adalah bagaimana cara menyikapi dan meyelesaikan masalah
yang timbul dalam suatu negara secra baik, berwawasan luas, menyeluruh dan
terintegrasi serta saling bersatu. Hal ini berdasarkan kehidupan masyarakat merupakan
suatu sistem yang berarti masyarakat merupakan suatu kedatuan yang saling
berkaitan satu sama lain untuk mecapai subuah tujuan yang sama.
3.
Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
Setiap bangsa suatu negara pasti
saling berinterksi, baik interaksi antar sesama warga negara itu sendiri
ataupun interaksi antar negara. Untuk menjaga ketahanan nasional maka
diperlukan sikap mawas (menjaga diri) ke dalam dan mawas ke luar.
A. Mawas ke dalam
Mawas ke dalam memiliki tujuan untuk
menjaga ketahanan negara dari ancaman internal negaranya sendiri agar menjaga
ketahanan nasional.
B. Mawas ke luar
Mawas ke luar bertujuan untuk menjaga
ketahanan negara dari ancaman negara lain. Dengan adanya kerjasama dari
internal bangsa negara tersebut maka dengan mudah suatu negara dapat mejaga
negaranya dari ancaman negara lain
4.
Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan sangat berpengaruh
dalam ketahanan suatu negara. Jika dalam suatu negara pertahanannya dilakukan
oleh perorangan maka tidak akan tercapai kesejahteraan masyarakatnya. Asas
kekeluargaan mengandung nilai kebersamaan, gotong royong, tenggang rasa dan
keadilan sosial.
·
Sifat Tannas Indonesia
Ketahanan Nasional memiliki sifat yang
terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya,
yaitu:
1.
Mandiri
Ketahanan Nasional percaya pada
kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan, yang
mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada identitas,
integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian (independency) ini merupalcan
prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan
global (interdependent).
2.
Dinamis
Ketahanan Nasional tidaklah tetap. Ia
dapat meningkat atau menurun, tergantung pada situasi dan kondisi bangsa,
negara, serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat bahwa
segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa
berubah pula.
Karena itu, upaya peningkatan
Ketahanan Nasional harus senanti.asa diorientasikan ke masa depan dan
dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih
baik.
3.
Wibawa
Keberhasilan pembinaan Ketahanan
Nasional Indonesia secara berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan
kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional
Indonesia, makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang
dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.
4.
Konsultasi dan Kerjasama
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap
konsultatif, kerjasama, serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan
moral dan kepribadian bangsa.
Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional
terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Berdasarkan rumusan pengertian Tannas
dan kondisi kehidupan nasional Indonesia,Tannas sesungguhnya merupakan gambaran
dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat
tertentu.
Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
Tiap-tiap aspek, terutama aspek-aspek
dinamis, di dalam tata kehidupan nasional relatif berubah menurut waktu, ruang,
dan lingkungan sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sangat
kompleks dan amat sulit dipantau. Dalam rangka pemahaman dan pembinaan tata
kehidupan nasional tersebut, diperiukan penyederhanaan tertentu dari berbagai
aspek kehidupan nasional.
Penyederhanaan tersebut berbentuk
model dari hasil pemetaan keadaan nyata melalui analisis mendalam yang
dilandasi oleh teori hubungan antara manusia dan Tuhan manusia dan manusia atau
masyarakat, dan antara manusia dan lingkungan. Dari pemahaman tentang hubungan
tersebut timbul gambaran bahwa Konsepsi Ketahanan Nasional akan menyangkut
hubungan antaraspek yang mendukung kehidupan, yaitu:
·
Aspek yang berkaitan dengan alam bersifat
statis, yang meliputi aspek Geografi, aspek Kependudukan dan aspek Sumber
Kekayaan Alam.
·
Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat
dinamis, yang meliputi aspek Ideologi, aspek Politik, aspek Sosial Budaya dan
aspek Pertahanan dan Keamanan.
·
Hubungan Ketahanan Nasional dengan
Wawasan Nusantara
Diantara kedua hal tersebut terdapat
suatu keterkaitan antara satu dengan yang lain. Wawasan nusantara yang
merupakan suatu kesamaan pandangan suatu bangsa mengenai diri dan lingkungannya
yang menjadi dasar pemikiran seluruh warga Negara Indonesia, tujuannya adalah
agar dapat terbentuk ketahanan nasional yang kuat pada bangsa tersebut yang
didasari kesamaan jati diri bangsa dan lingkungannya. Kemudian dari ketahanan nasional
yang kuat otomatis akan memiliki kekuatan politik yang kuat. Dengan adanya
politik yang kuat maka bangsa tersebut telah memiliki suatu pandangan yang
jelas mengenai perencanaan, pengembangan, pemeliharaan serta penggunaan potensi
nasional untuk mencapai tujuan nasional. Pandangan ini mempengaruhi terhadap
cara atau yang disebut sebagai suatu strategi nasional untuk mencapai tujuan
yang dicita-citakan (tujuan nasional bangsa Indonesia). Selain itu bangsa
tersebut akan diakui oleh masyarakat internasional sebagai bangsa yang kuat dan
kompak.
Wawasan nasional bangsa Indonesia
adalah wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan
nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi
yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat
berjalan dengan sukses. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan
nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Dengan adanya
wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang sesuai
kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam
kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan
nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih
meyakini dan lebih dalam.
Jadi dari paparan diatas secara
singkat dapat dikatakan bahwa hubungan wawasan nusantara dengan ketahanan
nasional sangat berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dimana wawasan
nusantara adalah merupakan dasar atau pedoman bagi seluruh warga negara
indonesia untuk mewujudkan suatu ketahanan nasional yang kuat dan tangguh guna
menjaga, mempertahankan, mengembangkan dan mencapai cita-cita bangsa indonesia
sesuai dengan UUD 1945.
Referensi
:
Komentar
Posting Komentar